Penulis : Ade Muis
Kuningan – Meski curah hujan turun cukup deras, namun tak menyurutkan hampir seribu orang mahasiswa dan elemen masyarakat Kabupaten Kuningan untuk melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD bertajuk “Kuningan Melawan dan Kepedulian Demokrasi”, pada Minggu (31/8/2025).
Luar biasanya, aksi yang dimulai dengan titik kumpul di Pandapa Paramarta, sekitar pukul 14.30 WIB, lalu bergerak menuju gedung DPRD Kabupaten Kuningan itu, meski sempat diwarnai sedikit ketegangan, namun berjalan kondusif dan berakhir dengan damai.
Menurut Firgy Ferdiansyah, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Kuningan (UNIKU) yang didapuk sebagai korlap utama aksi, dirinya memimpin massa yang terdiri dari mahasiswa UNIKU, Universitas Muhammadiyah Kuningan (UMK), komunitas ojek online, dan berbagai lapisan masyarakat, dengan total jumlah hampir seribu peserta aksi yang hadir untuk menyampaikan aspirasi.
Pada kesempatan itu, Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kuningan, Sandi Rizkya, yang hadir dengan kekuatan bersama sekitar 100 orang mengingatkan, agar seluruh peserta aksi untuk menjaga kondusifitas.
“Jangan sampai kita melakukan hal-hal yang anarkis, merusak fasilitas umum dan memancing refresifitas,” tegasnya.
Sementara itu, Izzatun Nawawi selaku Gubernur Fakultas Pendidikan Sosial dan Teknologi (FPST) UM Kuningan yang di tunjuk sebagai korlap dari mahasiswa UM Kuningan menyatakan, bahwa aksi tersebut adalah bukti nyata peran mahasiswa sebagai social control.
“Aksi kali ini sebagai bukti bahwa mahasiswa menjalankan perannya sebagai pengontrol sosial yang akan menuntut ketidakadilan dan mengutuk keras tindakan refresifitas yang dilakukan oleh aparat negara yang seharusnya menjadi pengayom dan pelindung masyarakat,” ujarnya.
Dijelaskan Izzat, adapun poin-poin utama tuntutan yang disampaikan dalam aksi kali ini antara lain:
1. Menuntut DPR RI untuk selalu mendengar aspirasi masyarakat dan segera menyelesaikan segala permasalahan rakyat.
2. Menolak kenaikan tunjangan DPR RI dan mendesak pengalihan anggaran untuk kesejahteraan masyarakat.
3. Menuntut penegakan hukum terhadap anggota kepolisian yang melakukan tindakan brutalitas.
4. Mendesak DPRD Kuningan berpihak pada rakyat, menghentikan praktik korupsi, dan menyelesaikan permasalahan yang ada di daerah.
5. Mengkritisi alokasi anggaran yang tidak tepat sasaran, termasuk program-program daerah yang memboroskan keuangan negara.
Aksi berjalan dengan tertib dan kondusif meskipun massa membawa semangat perlawanan yang kuat. Kehadiran mahasiswa UM Kuningan bersama masyarakat menunjukkan bahwa suara rakyat tidak bisa lagi diabaikan. (Ade Muis)
Leave a Reply